“Asslmu’alaikum..
Leh
knal?.
Q
Rio, temen SDmu.”
Ku terima SMS itu waktu aku berjalan menuju kos
sehabis membeli makan malam di Alun-alun selatan Jogjakarta . Kebetulan kosku di daerah Taman
Sari Jogjakarta. Di Jogja aku dan teman-teman PraKerIn di salah satu perusaan
Animasi.
Dengan penasaran dan penuh tanda tanya, maka aku
langsung membalas,
“Rio sp y?.
5af
q lpa.
He_.”
“Rio yg dlu 1 kls sma km wktu SD.
Km
msh knal nma Rio Adyaksa Saputra?.”
Balasnya dengan cepat.
Akupun menjawab dengan hati ragu. Dalam hati aku
bertanya apa benar ini Rio
temen sekelasku?. Maka dengan cepat
aku mengetik sebuah pertanyaan yang membuat diriku yakin.
“Rio ?.
Bnar
itu u?.
m.
nm
bpak u sp?.”
“y,
in aq.
Hegki
Suryo Purnomo”
“m.
Lok
ibu u?.”
Balasnya. Membaca nama bapak dan ibunya, maka aku
mulai yakin dan percaya kalau dia Rio teman
sekelasku waktu dulu. Sambil menuju tempat kos, SMSpun terus berlanjut.
***
Seiring hari yang terus berganti. Sudah tiga minggu
lebih SMSnya terus masuk ke kontak HPku. Lama kelamaan bahasa SMS mulai
menjerumus keluar dari hubungan seorang teman. Aku mulai tersanjung oleh
kata-kata manisnya. Mengingat dulu dia adalah seorang anak kebanggaan
sekolahku. Ku akui dia memang pintar, baik, santun, dan sering diberi
kepercayaan untuk mewakili sekolah dalam sgala acara dan perlombaan. Sesekali aku iri dengannya. Semua orang suka
dan bangga dengan prestasi-prestasinya.
Sejenak aku berfikir, apa benar ini Rio temanku yang dulu?.
Mana mungkin seorang Rio mau berteman
denganku?. Tanyaku dalam hati. Ketidakpercayaanku muncul kembali.
Malam ini hujan turun. Sambil ngumpul sama
teman-teman kos, aku SMSan dengan Rio . Entah
mengapa aku tidak bosan-bosannya SMSan dengannya. Begitu juga dia. Padahal,
hanya hal-hal sepele yang kita bahas. Mungkin karena dia pintar menyulap
hal-hal sepele menjadi sebuah pembahasan yang cukup seru dan mengasyikkan.
Lama kelamaan aku mulai nyaman berhubungan dengannya.
Aku merasakan sesuatu hal yang berbeda. Meski melalui SMS. Sekilas aku bertanya
dalam hati, apa aku mulai suka dengannya?.
Ditengah asyiknya aku bercanda dengan teman-teman
kosku, sejenak melupakan beban tugas yang menurutku cukup berat. Tiba-tiba aku
membaca SMS dari Rio yang tidak pernah aku
pikir dan bayangkan sebelumnya.
“Ami.
Sbenrn.a mksdq menghub km lgi,
dsmpng aq ingn mmbri th klo’ ad reuni SD,
aq ingn lbh dkat lgi sma km.
Dri skian bnyk tmn ce yg aq hub.
Km yg pling nymbng, km yg pling asyik.
n aq mrskan hal yg lain ktka q berhub sm km,
dbndng am tmen2 ce yg aq knl.
Aq bmksd mw mmprerat tli sltrhmi qt,
Yg hny tmn mjd pcar.
Km mw jd pcrq?.”
Sepontan
aku terkejut membaca SMSnya itu. Aku bingung mau membalas apa waktu itu. Rasa senang dan tidak percaya dengan cepat
menghampiri pikiran dan perasaanku. Aku senag karena aku bangga, bahwa seorang Rio bisa suka dan ingin menjadi pacarku. Tetapi aku tidak
percaya kalau dia sungguh-sungguh suka dan ingin menjadi pacarku.
Tidak
berfikir lama aku langsung membalas,
“ 5av io.
Bknny q g p’cy sm u.
Tp, mnamngkin sorg rio SUKA dn ingn jd pcr sorg ami
yg b’bndng 12:2 dgn u?.”
“Tpi in smw snggh dri htiq am. Aq ju2r ap adny.
Aq ngrsa Nyman klo berhub ma km.”
“5av
q g p’cy io.
5av
q g bsa.”
Jawabku
dengan ragu. Tapi aku yakin ini yang terbaik.
Ketika
semua sudah tertidur. Aku sejenak berfikir apa benar seorang Rio
suka sama aku. Aku yang tidak sebanding dengan semua yang dimiliki Rio .”tidak..,
ayolah mi.., tidak mungkin seorang Rio suka,
bahkan cinta sama kamu. Ngaca donk!. Kamu itu hanyalah seorang gadis yang
sederhana dan mustahil jika Rio itu suka sama
kamu.” Kata hatiku untuk meyakinkan bahwa mustahil bagi Rio
suka denganku. Dilain sisi banyak teman-teman perempuan SDku yang lebih
sempurna, cantik, baik, dan pintar disbanding aku. Dan aku tahu merekapun juga
kagum dan bangga dengan Rio . Seperti aku,
teman-teman, dan guru-guru yang lain.
Huft…,
ya sudahlah. Aku sudah terlanjur mnjawab “tidak bisa”. Itu artinya tidak
mungkin Rio menawarkan hal yang sama kepadaku.
Tidak lama, aku tertidur dan hilang semua pikiran tentang Rio
dan yang lainnya.
***
Keesokan
harinya, seperti biasa aku bersiap-siap untuk berangkat PraKerRin. Saat aku
berdandan, ada suara motor berhenti dan orang sedang mengetuk pintu di depan
rumah kos. Salah satu temanku langsung menghampiri. Tak lama temanku
menghampiriku.
“Am, itu ada tamu.”
“Siapa Ran?.” (Tanyau kepada Rani teman kosku dengan rasa
penasaran).
“aku kurang tahu. Katanya teman dari Semarang . Cepat sana gih, ditemuin dulu.”(Saran Rani).
Akupun
segera menyelesaikan dandanku dengan memasang bros di krudung hitamku. Perlahan
langkahku sampai di ruang tamu. Aku sangat terkejut sekali, ketika aku
mengetahui tamu tersebut adalah Rio . Aku
sangat kaget dan tidak menyangka Rio datang ke
Jogja menaiki sekuter antiknya. Padahal pagi itu masih pukul 07.15 WIB. Sejenak
aku terdiam dan tidak berkutik. Untuk berjalan menuju tempat dudukpun tidak
bisa. Rasa lemas karena tidak percaya sekejab membebaniku.
Aku
tidak tahu mau ngomong apa. Aku tidak tahu mau berbuat apa waktu itu. Tetapi,
aku berusaha melawan rasa itu.
“m…, mau minum apa?.” (tanyaku memberanikan diri).
“nggak usah repot-repot.”(jawab Rio
dengan sopan).
“m.., aku minta teh anget boleh?.”(saut Andi, yang
juga teman sekelasku waktu SD).
“o, boleh. Tunggu sebentar ya”. (jawabku sambil
berbalik berjalan menuju dapur).
Tidak
lama aku kembali berjalan ke ruang tamu membawa teh dan sedikit cemilan. Sambil
menenangkan diri.
“ini. Silakan diminum. Kok pagi banget sudah sampe
sini?. Emangnya tadi berangkat jam berapa?. (tanyaku membuka pembicaraan dan
menyodorkan minuman hangat dan sedikit cemilan kepada mereka). Tetapi mereka
hanya tersenyum.
Tidak
lama teman-temanku keluar dan pamitan untuk berangkat PraKerRin. Disusul
teman-temankosku yang lain. Sekarang di kos hanya ada aku, Rio, dan Andi.
Sejenak aku hanya diam, karena tidak tahu mau berbuat dan ngomong apa.
“Am, aku kesini mau buktiin keseriusanku. Aku kesini
mau nagih jawaban dari kamu. Kamu tahukan Semarang-Jogja tidak sedekat kosmu
sama Alun-alun Selatan. Tolong hargain usahaku.”(Jelas Rio membuka
pembicaraan).
Aku hanya tersenyum ragu melihat penampilan Rio yang
tidak mencerminkan Rio yang dulu aku kenal. Aku
membuka bicaraku dengan helaan nafas kepastian yang meyakinkan bahwa jawabanku
benar dan tepat.
“maaf io, aku tidak bisa. Sekilas, tadi aku sempet
berfikir klo’ kamu memang bener-bener serius sama aku. Tapi, sesudah aku
melihatmu dengan penamplianmu yang sekarang, sekejab fikiran itu hilang. Maaf
ya…”
“memang am, aku tidak seperti Rio
yang dulu. Tetapi keseriusanku ini sungguhan dan aku tidak pernah main-main
dengan perasaan. Aku tertarik sama kamu sejak SD. Sejak kamu jadi murid baru di
kelas.”(jelas Rio meyakinkanku).
“haha.., mana mungkin?..”(jawabku meremehkan).
“kamu inget am, dulu semua teman takut kalau nentang
aku. Tapi kamu yang pertama kali nentang pendapatku, seorang cewek yang masih murid
baru di kelas. Dan sejak itu aku mulai tertarik denganmu.”
“o, gitu ya.., tapi maaf aku belum bisa berubah
fikiran, gimana dong?.”
“ok,. Nanti kalu aku pulang ada apa-apa sama aku. Itu
tandanya emang aku bener-bener serius sama kamu. Dan sebaliknya.”
“yakin?..”(tanyaku ragu dengan nada meremehkan).
“kalian mau kemana?”(tanyaku dengan rasa bingung).
“mau mbuktiin keseriusanku.”(jawab Rio dengan nada
menekan).
“kami pulang dulu ya am..”(pamit Andi dengan sopan
sambil keluar kos).
Aku
tidak bisa mencegah mereka untuk melanjutkan niat mereka. Setelah ku rasa
mereka sudah ajuh, aku bergegas membereskan meja tamu dan bersiap-siap
berangkat PraKeRin.
***
Selang kurang lebih 3 jam kemudian.
Mendengar
kabar tersebut, aku langsung lemas tidak percaya. Tidak terasa air mataku
menetes sesal mengapa aku tidak percaya
kepada Rio . Aku sangat terpukul dan
menyesal saat itu. Aku merasa kalau aku yang sudah membunuh dan mencelakakan
mereka. Tetapi mau bagaimana lagi. Semua sudah berakhir. Rasa bersalah yang
sangat besar terus menerus membebaniku ketika aku teringat kejadian itu sampai sekar sekarang.
Selamat
jalan Rio , semoga kamu berada disampingNya
dengan tenang. Dan tolong maafkan aku. Karena aku sudah menyebabkan semua ini.
Aku tidak tahu apakah ada lagi orang sepertimu. Yang sungguh-sungguh serius
ingin menjadi pasanganku. Terima kasih Rio ,
atas semua usahamu untuk meyakinkanku. Sekali lagi MAAFKAN AKU.
._sekian_.
10/11/2011
5.43 WIB
1 komentar:
minta kritik n saranny boleh?... :D
Posting Komentar